Pseudocode
PSEUDOCODE
A. Pengertian
Pseudocode
atau dalam bahasa Indonesia disebut kode palsu adalah deskripsi dari
algoritma pemrograman computer yang menggunakan konvensi struktural dari
suatu bahasa pemrograman, dan ditujukan agar dapat dibaca oleh manusia
dan bukanya oleh mesin.
Pseudocode
biasanya tidak menggunakan elemen cukup detail yang tidak perlu untuk
kebutuhan pemahaman manusia dari suatu algoritma, seperti deklarasi
variabel, kode ataupun subrutin untuk sistem yang bersifat spesifik.
B. Tujuan
Tujuan
pseudocode adalah agar manusia dapat dengan mudah dalam pemahaman
dibandingkan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang umumnya
digunakan, lebih lagi aspeknya yang relatif ringkas dan tidak bergantung
pada suatu sistem tertentu yang merupakan prinsip utama dalam suatu
algoritma.
Pseudocode
pada umumnya digunakan di dalam buku-buku ataupun publikasi karya
ilmiah yang mendokumentasikan dari suatu algortima, dan juga dalam
perencanaan pengembangan program komputer, untuk membuat sketsa atas
struktur sebuah program sebelum program yang sesungguhnya ditulis.
Tidak
ada satu pun standar yang berlaku untuk pseudocode, sebuah program yang
masih berupa pseudocode belum dapat dijalankan. Pseudocode juga mirip
dengan kerangka program (skeleton programs) termasuk dummycode, yang
bisa dikompilasi tanpa kesalahan. Diagram alur dapat juga dimasukkan
sebagai alternatif berbasis grafis sebuah pseudocode.
C. Penggunaan
Penggunaan
pseudocode pada umumnya juga banyak kita temukan di dalam buku-buku
teks dan publikasi ilmiah yang membahas tentang ilmu komputer serta
komputasi numerik yang sering menggunakan pseudocode dalam
mendeskripsikan suatu algoritma dengan tujuan agar programer dapat
memahaminya meskipun mereka belum bisa memahami bahasa pemrograman yang
digunakan. Di dalam buku-buku teks biasanya disertakan juga pengantar
yang membahas tentang notasi dan konvensi yang digunakan, termasuk yang
digunakan pada pseudocode. Untuk tingkat kejelasan secara lebih detail
dari penggunaan suatu bahasa pemrograman kadang-kadang digunakan juga
sebagai pendekatan. Contoh, buku teks Donald Knuth "The Art of Computer
Programming" yang menggunakan bahasa assembly untuk mikroprosesor yang
sebenarnya tidak ada. Kadang juga penggunaan pseudocode bisa kita
temukan dalam perencanaan pengembangan suatu program komputer.
Seorang
programer yang akan mengimplementasikan suatu algoritma yang sifatnya
spesifik, utamanya algoritma yang masih belum dikenalinya, umumnya
menggunakan pseudocode sebagai penjelasan, kemudian ia akan dengan mudah
"menerjemahkan" penjelasan tersebut ke dalam bahasa pemrograman dan
mengubahsuai agar dapat berinteraksi secara benar dan menyeluruh dalam
program. Programer juga dapat memulai sebuah proyek dengan membuat
sketsa kode dengan menggunakan pseudocode di atas kertas sebelum
menulisnya dalam bahasa pemrograman yang sesungguhnya, seperti yang
dilakukan dalam pendekatan "top-down".
D. Sintaksis
Pseudocode
umumnya tidak mengikuti aturan umum yang berlaku pada suatu bahasa
pemrograman, artinya tidak ada suatu bentuk standar yang sistematik,
meskipun penulis umumnya menggunakan tata cara ataupun sintaksis,
contohnya struktur kontrol dari bahasa pemrograman umum yang digunakan.
Sintaksis yang populer digunakan menggunakan sintaksis bahasa
pemrograman BASIC, Pascal, Java, C, C++, Lisp, dan ALGOL. Deklarasi
variabel umumnya tidak digunakan, begitu pula halnya dengan blok kode
yang seringkali digantikan dengan satu baris penjelasan dalam bahasa
manusia (natural).
Bentuk
serta corak dari pseudocode bisa sangat beragam tergantung pada penulis
dari publikasi masing-masing dan buku teks tersebut, dari yang model
pseudocode paling sederhana hingga sangat detail sehingga hampir
menyerupai dengan bahasa pemrograman yang sesungguhnya.
E. Struktur Pseudocode
Judul
{Berisi Judul Algoritma}
Deskripsi
{Berisi Deklarasi Variabel atau Konstantan}
Implementasi
{Berisi Inti Algoritma}
Notasi – notasi Pseudo
1. Bentuk Pernyataan
X <—- Y
keterangan :
X : diberi nilai
Y : Memberi Nilai
Ex : Hasil <—- Bilangan Mod 2
2. Bentuk Percabangan
if kondisi then
pernyataan
if kondisi 1 then
pernyataan 1
else
pernyataan 2
if kondisi 1 then
pernyataan 1
else if kodisi 2 then
pernyataan 2
else if kondisi n then
pernyataan
else
pernyataan else
3. Bentuk Perulangan
for (persyaratan) do
pernyataan for
while (persyaratan)
pernyataan while
Repeat
pernyataan repeat
Until (persyratan)
F. Contoh-contoh Penulisan Pseudocode:
1. Untuk menampilkan tulisan Test:
Start
Print “Test”
End
2. Untuk menampilkan variable berisi tulisan Test:
Start
a = “Test”
Print a
End
3. Untuk menghitung hasil penjumlahan:
Start
Read a, b
c = a + b
Print c, “ ditambah “, b, “ hasilnya “, c
End
4. Untuk menampilkan isi variable yang hanya lebih kecil dari 8
Start
Read e
If e < 8 Then
Print e
Else
Print “Masukkan angka kurang dari 8!”
End If
End
5. Untuk menampilkan isi variable di antara 0 dan 8:
Start
Read f
If f > 0 Then
If f < 8 Then
Print f
Else
Print “Masukkan angka di antara 0 dan 8!”
End If
Else
Print “Masukkan angka di antara 0 dan 8!”
End If
End
6. Untuk menampilkan mata kuliah sesuai nomor yang dimasukkan
Start
Print “Masukkan nomor mata kuliah Anda (1-4):”
Read g
Switch g
Case 1 : Print “Logika Matematika”
Case 2 : Print “Kalkulus”
Case 3 : Print “Algoritma dan Pemrograman”
Case 4 : Print "Basis Data 1*"
Else : Print “Masukkan hanya nomor 1-4”
End Switch
End
7. Untuk menampilkan tulisan Test sebanyak 3 kali dengan fungsi For
Start
For h = 1 To 3 Do
Print “Test ”
End For
End
8. Untuk menampilkan tulisan Test sebanyak 3 kali dengan fungsi While-Do
Start
i = 1
While i <= 3 Do
Print “Test ”
i = i + 1
End While
End
9. Menampilkan tulisan Test sebanyak 3 kali dengan fungsi Repeat-Until
Start
j = 1
Repeat
Print “Test ”
j = j + 1
Until j <= 3
End

Sumber :
http://suyantobakung.blogspot.com/2013/11/pengertian-pseudocode.htmlhttp://algoritma-program.blogspot.co.id/2015/02/pseudocode.html
Komentar
Posting Komentar